Minggu, 19 Desember 2010

Tentang Shalat (1); Pentingnya Shalat

Kebetulan setelah pengajian, waktunya bertepatan dengan pertandingan bola Indonesia vs Philipina. Sayangnya di Pau ini nggak mungkin dapat siaran TV indonesia. Dalam prosesnya segala daya upaya ditempuh untuk bisa nonton bareng di TV. Kabel HDMI diambil dari rumah seorang warga yang jaraknya lumayan jauh. Disinilah peran kreatifitas dan kemauan menjadi faktor sukses nonton bareng :)

Nah, kalau dipikir-pikir, untuk perkara mubah seperti nonton bola saja kita bisa kerahkan semua kreatifitas kita untuk mencapai tujuan. Kalau untuk perkara wajib seperti shalat, mengapa seolah-olah pikiran dan kreatifitas kita menjadi terbatas.

Bagi semua muslim, maka shalat adalah kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan. Kecuali bagi orang-orang yang termasuk kategori 1)Gila, 2)anak kecil yang belum baligh, 3) wanita haidh atau nifas.

Semua kreatifitas harus dikerahkan untuk bisa shalat dalam kondisi apapun. Jika tidak ketemu air wudhu bisa tayamum, nggak bisa shalat berdiri silahkan duduk. Nggak bisa duduk, silahkan berbaring. Bahkan sampai shalat dengan kedipan mata saja jika memang tubuh ini tidak bisa digerakkan.

http://blog.al-habib.info/no-excuse-for-prayers/


Lupa shalat?ketiduran? Bukan alasan. Shalatlah segera saat kita ingat.

Perintah untuk shalat

Allah SWT berfirman di dalam Al-Quran
وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
"...Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam agama yang lurus , dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus."(QS. Al-Bayyinah : 5)
Dalam ayat lainnya
Dan dirikanlah shalat itu untuk mengingat-Ku” (Thaha 14)

Sementara Rasulullah SAW dalam hadisnya
عَنْ أَبِي عَبْدِالرَّحْمَنَ عَبْدِالله بْنِ عُمَرَ بْنِ الخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : سمَِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ rيَقُوْلُ : بُنِيَ الإِسْلاَمُ عَلَى خمَسٍ : شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ ، وَإِقَامِ الصَّلاَةِ ، وِإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ ، وَحَجِّ البَيْتِ ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ رواه البخاري و مسلم
Dari Ibni Umar radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,"Islam didirikan di atas lima hal. Sahadat bahwa tiada tuhan kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, penegakan shalat, pelaksanaan zakat, puasa di bulan Ramadhan dan haji ke Baitullah bila mampu". (HR. Bukhari dan Muslim)
dalam hadis lainnya

"Pangkal segala hal adalah Islam. Sedangkan tiangnya adalah shalat, dan puncaknya adalah berjuang di jalan Allah." (HR. Tirmizi, dari Mu'az bin Jabal. Ia berkata, "Hadits ini adalah hasan sahih.")
Jikalau kita memiliki rumah, tentunya kita tidak ingin tiang rumah kita lemah. Jika tiangnya lemah, maka tinggal menunggu waktu saja rumahnya rubuh.

Kalau diperhatikan ayat dan hadis diatas, semuanya menggunakan kata “Dirikanlah (tegakkanlah)” dan bukan “laksanakanlah”. Mendirikan (menegakkan) shalat memiliki arti yang lebih dalam daripada sekedar “menggugurkan kewajiban”. Jika kita benar dalam sholat kita, maka manfaat berikut sudah menanti

Manfaat shalat
….Sesungguhnya shalat itu mencegah perbuatan keji dan mungkar, dan sungguh mengingat Allah itu adalah lebih utama” (al-Ankabut :45)

Sungguh, telah berbahagialah orang yang berusaha mensucikan diri dan mengingat nama Tuhannya, lalu shalat” (al-‘Ala :14-15)

Dan mohonlah pertolongan dengan sabar dan Shalat” (al-Baqarah :45)

Sungguh, telah berbahagialah orang-orang mukmin, yaitu orang-orang yang khusyu dalam shalatnya. Dan orang-orang yang menjaga shalat mereka. Merekalah yang layak untuk menjadi pewaris, yakni yang akan memarisi surga firdausi, kekal mereka disana untuk selama-lamanya” (al-Mukminun :1,2,9-11)

“Dari Abdullah bin ‘Amar bin ‘Ash, mengenai shalat :”barangsiapa yang memeliharanya (shalat), maka ia akan beroleh cahaya, bukti keterangan dan kebebasan dihari kiamat, dan siapa-siapa yang tidak mengindahkannya, maka ia tidak akan beroleh cahaya-Nya, bukti keterangan dan kebebasan, sedang dihari kiamat ia akan bersama Qarun, Fir’aun, Haman dan Ubai bin Kalf”. (HR.Ahmad. Thabrani dan Ibnu Hibban dengan sanad yang cukup baik)


Beratnya sangsi meninggalkan melalaikan shalat

Orang yang meninggalakan shalat karena menentang dan mengingkarinya adalah suatu kekafiran dan keluar dari agama Islam, sedangkan yang melalaikannya dihukumi sebagai orang fasik.

Allah SWT berfirman, "Maka datanglah sesudah mereka pengganti yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan." (Q. S. Maryam: 59)

Dari Jabir bin Abdullah, Rasulullah SAW bersabda, "Batas antara seseorang dengan kekeafiran ialah meninggalkan shalat." (HR. Muslim, Ahmad dan Ashab As-Sunan selain Nasa'i)

Apakah yang membuat kalian masuk ke dalam Neraka Saqar?' Mereka menjawab, '(Karena) kami dulu tidak termasuk orang-orang yang mendirikan shalat' (Al-Muddatstsir 4).

Dari Ibn Umar, Rasulullah SAW bersabda, "Saya diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasul-Nya,
mengerjakan shalat dan membayar zakat. Jika mereka telah memenuhi semuanya, berarti mereka telah menjaga darah dan hartanya dari aku, kecuali berdasarkan ketentuan-ketentuan Islam. Sedangkan perhitungannya terserah kepada Allah." (HR. Bukhari dan Muslim)



Penutup

Rasulullah SAW telah menerangkan dalam hadisnya
Sabda Rasulullah Saw : “Sungguh, buhul atau ikatan agama islam itu akan terurai satu demi satu, maka setiap terurai satu buhul, orang-orangpun bergantung pada buhul lainnya (berikutnya), Maka buhul yang pertama ialah menegakkan hukum, sedangkan yang terakhir ialah shalat” (HR.Ibnu Hibban dari Abu Umamah)

Sayangnya, buhul terakhir itu sepertinya sudah mulai terlepas di jaman kita ini. Sudah seharusnya sebagai seorang muslim, kita menjalankan wasiat terakhir yang diamanatkan Rasulullah SAW kepada umatnya menjelang akhir hayatnya. Pada saat-saat hendak menghembuskan nafasnya yang terakhir beliau bersabda, "Jagalah shalat, jagalah shalat, juga hamba sahayamu!" (HR. Abu Daud dari Ali dan Ibn Majah dari Anas)

Rasulullah Saw bersabda: “Amalan pertama seseorang yang akan dihisab pada hari kiamat adalah shalat, jika shalatnya benar maka seluruh amalannya akan benar, dan jika shalatnya salah maka amalannyapun menjadi rusak”. (HR. Thabrani)

======================================================================
Katakanlah; Sesungguhnya shalat ku dan ibadahku, hidup serta matiku, adalah bagi Allah, Pengatur seluruh alam. Tak satupun serikat bagi-Nya, dan demikianlah aku dan adalah aku orang yang mula-mula menyerahkan diri” (al-An’am 162-163)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar