Minggu, 26 Desember 2010

3 derajat yang membuat perbedaan

Pekan lalu kami sekeluarga pergi ke Lescun, daerah pegunungan bersalju sekitar 1 jam berkendaraan dari Pau. Sesampainya disana, suhu udara sekitar 4C. Dengan suhu seperti itu, saya dengan pakaian "sehangatnya" -dan tanpa sarung tangan- masih bisa menikmati pemandangan di sana. Sementara anak-anak yang memang berpakaian khusus untuk dingin, malah asyik bermain salju.
Lescun

Semalam, kami ke luar kota untuk refreshing setelah seharian dirumah memasak semua masakan yang kami kangeni (Bubur, tahu isi, dan bakso). Kebetulan kami kedatangan tamu yang pandai dan mau memasak ditempat kami :). Keluar dari pakir bawah tanah, hawa dingin pun menyambut. Dengan pakaian yang sama saya gunakan untuk ke Lescun, ternyata saya merasakan rasa dingin yang luar biasa di telapak tangan dan wajah. Satu hal yang tidak saya rasakan di Lescun. Praktis sepanjang jalan, tangan saya lebih sering masuk ke kantong jaket untuk menghindari dingin. Sayangnya saya senang memotret, dan setiap saya memotret, tangan terasa kaku karena dingin. Bahkan ketika harus memasangkan seat-belt untuk anak, antara tangan dan otak kok seperti nggak nyambung :). Akhirnya kami tahu kalau suhu terakhir malam itu saat kami diluar adalah 1C.

Hanya 3 derajat, tapi membawa perubahan rasa yang luar biasa, setidaknya menurut saya. Selama ini saya selalu berfikir bahwa yang namanya azab Allah identik dengan panas (baca: api neraka), ternyata saya salah. Dingin sebagaimana di Quran juga ternyata satu "instrumen" yang dipakai Allah di akhirat kelak.

"Inilah (azab neraka), biarlah mereka merasakannya, (minuman mereka) air yang sangat panas dan air yang sangat dingin." (QS Shaad; 38:57)

Sudah menjadi ketetapan Allah, bahwa sesuatu yang "sangat" bisa merusak, seperti diibaratkan oleh Allah mengenai harta orang kafir.

"Perumpamaan harta yang mereka nafkahkan didalam kehidupan dunia ini, adalah seperti perumpamaan angin yang mengandung hawa yang sangat dingin, yang menimpa tanaman kaum yang menganiaya diri sendiri, lau angin itu merusaknya. Allah tidak menaniaya mereka, tapi merekalah yang menganiaya diri sendiri." (QS Ali Imran; 3:117)

Sekali lagi saya disadarkan akan kecilnya manusia dihadapan ciptaan-Nya (nggak usah  dibandingin sama Sang Pencipta deh....malu), dan saya bersyukur masih diberi 1C, sementara dibelahan bumi lain bisa bertemu dingin sampai -50C.

Panas dan dingin adalah ciptaan-Nya. Dengan panas dan dingin itu kita dapat memperoleh keringanan dalam beribadah kepadanya.

Dari Abu Hurairah, Rasululullah SAW bersabda: Apabila hari sangat panas, maka tangguhkanlah shalat hingga dingin, karena sesungguhnya terik panas adalah sebagian dari didihan api neraka jahanam" (HR Muslim)

Nafi' mengatakan bahwa Ibnu Umar mengumandangkan azan untuk shalat pada suatu malam yang sangat dingin dan berangin di Dhajnan lalu ia berkata "Shalatlah di rumah kalian". Kemudian Ibnu Umar berkata, "Sesungguhnya Rasulullah memerintahkan muadzin melakukan adzan apabila malam sangat dingin dan hujan. Kemudian setelah selesai adzan mengucapkan, 'Alaa shalluu fir rihaal', 'Shalatlah dirumah kalian'. " (HR Bukhari)

Disisi lain, Allah memberikan ganjaran yang sangat besar jika kita mempu mengalahkan rasa dingin tsb.

Abu Musa mengatakan bahwa Rasulullah bersabda "Barangsiapa yang shalat pada dua waktu dingin (subuh dan ashar), maka ia masuk surga." (HR Bukhari)

Maha Penyayang Allah yang telah memudahkan hamba-Nya dan Maha Besar Allah yang telah menjanjikan ganjaran yang besar pada hamba-Nya yang "kuat mengalahkan cobaan-Nya".

Wassalam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar