Senin, 27 Desember 2010

Bohong yang Baik(?)

Masa sih ada bohong yang baik? Ada nggak sih hadisnya?

Berdasarkan pengalaman pribadi, memang benar kalau satu kali bohong akan menimbulkan kebohongan yang lain. Kata anak ABG jadul, "jerawat yang satu hilang dipencet, eh nongol lagi jerawatyang lain" :)

Inget banget dulu waktu SD disetrap sama Bu Guru, trus disuruh nulis "Aku tidak akan nakal lagi" sebanyak 100 kali, lalu harus ditandatangan orang tua. Nah mulai deh bohong jilid satu.....malsuin tandatangan ortu. Besoknya di tanya Bu Guru..."ini bener tanda tangan orang tua kamu?".....(sambil mulai keringetan) mulailah bohong jilid kedua "i....i..iya Bu"....dst dst (hehe malu kalo detail)...akhirnya ya jadi sadar sendiri kalau jujur adalah perbuatan kunci agar terhindar dari masalah sedari awal.

Referensi Quran dan Hadis
Tentang bohong ini, menurut saya "Landasan Hukumnya" sudah sangat jelas

Dalam QS An Nahl, Allah SWT berfirman;
"Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriiman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta." (QS 16:105)

Dalam hadisnya, seperti yang sudah dibahas di tulisan Amalan yang menghapus dosa, disebutkan, dari Ibnu Mas’ud r.a., Rasulullah SAW bersabda:  

"Sesungguhnya kebenaran itu membawa kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga, dan sesungguhnya orang yang membiasakan dirinya benar (dalam segala ihwalnya) akan dicatat oleh Allah sebagai siddiq (orang yang selalu benar); sedang kedustaan itu membawa kepada penyelewngan dan penyelewengan itu membawa ke neraka dan orang yang membiasakan berdusta itu akan dicatat oleh Allah sebagai kadzdzab (pendusta). (HR Bukhari – Muslim)

Dalam suatu riwayat lain Nabi SAW pernah ditanya,  

“Apakah seorang mukmin bisa penakut?” Nabi saw. menjawab, ” Ya, seorang mukmin mungkin saja dia penakut.” Apakah seorang mukmin bakhil, pelit? “Ya, seorang mukmin mungkin bisa pelit.” Apakah seorang mukmin dusta atau pembohong? Nabi saw. Menjawab, “Tidak!” (HR. Malik)

Bahkan dalam bersenda-gurau pun, kita bisa celaka jika berbohong

Rasulullah SAW bersabda "Celakalah orang yang bebicara, padahal ia bohong, untuk sekedar membuat orang-orang tertawa, celakalah ia, kemudian celakalah ia" (Riwayat Imam yang Tiga)

Sementara dalam jual beli, bohong bisa menghilangkan keberkahan
Dari Nabi SAW beliau bersabda; "Penjual dan pembeli memiliki hak pilih selama belum berpisah. Apabila mereka jujur dan mau menerangkan (keadaan barang), mereka akan mendapat berkah dalam jual beli m ereka. Dan jika mereka bohong dan menutupi (cacat barang), akan dihapuskan keberkahan jual beli mereka" (HR Muslim)

Melihat referensi diatas, kayaknya udah jelas banget deh kalo bohong itu nggak boleh.

Bohong yang boleh

Eit..eit...bentar dulu!, menurut saya ternyata kaidah bohong ini seperti kaidah Ibadah....”semua tidak boleh kecuali ada dalil yang membolehkannya”. Nah ternyata ada dalil yang membolehkan kita untuk berbohong.

Dari Ummu Kaltsum binti Uqbah r.a, ia berkata,"Saya tidak pernah mendengar Nabi SAW tentang dibolehkannya berdusta daripada ucapan-ucapan yang diucapkan oleh para manusia itu, melainkan dalam tiga hal. Yaitu perihal peperangan, mendamaikan antara para manusia, dan perkataan seorang suami kepada istrinya serta perkataan isteri kepada suaminya -yang akan membawa kebaikan rumah tangga dan lain-lain" (HR Muslim)

Terus, gimana dengan jenis bohong untuk kebaikan yang lainnya. Kalau untuk jawab pertanyaan itu, ilmu saya belum sampe :)

Teman-teman ada yang bisa bantu?

Wallahu'alam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar