Rabu, 02 Maret 2011

Belajar membangun kualitas hidup dari Rasulullah saw

Kali ini dapat kiriman artikel dari BDI TOTAL
=============================================


Oleh : Ibnu Muhammad Aini

Allah berfirman :

 
"Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika
Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri,
yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka,
dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah. Dan sesungguhnya
sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata."
(QS. 3:164)




"Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu
mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderangdengan izin Rabb mereka, (yaitu) menuju jalan Rabb Yang Maha Perkasa lagi Maha
Terpuji." (QS. 14:1)



Kemudian, Allah juga telah berfirman :



"Maka berpegang teguhlah kamu kepada agama yang telah diwahyukan kepadamu. Sesungguhnya kamu berada di atas jalan yang lurus. Dan
sesungguhnya al-Qur'an itu benar-benar adalah suatu kemuliaan besar bagimu
dan bagi kaummu dan kelak kamu akan diminta pertanggungan jawab."
(QS. 43:43-44)


Berdasarkan catatan sejarah Islam, maka dapat kita temukan keterangan bahwa
dalam kurun waktu yang relatif sangat singkat, Rasulullah saw telah berhasil mengeluarkan masyarakat Arab yang sebelumnya berada dalam keadaan gelap gulita berubah menjadi terang benderang dan sekaligus merubah (baca : membangun) masyarakat jahiliyah menjadi masyarakat yang sangat beradab serta mulia dan terhormat, "disegani lawan dan ditakuti lawan".

Berlandaskan Al-Qurán, yang diawali dengan menanamkan ajaran tauhid selama belasan tahun (perintah sholat wajib 5 waktu Rasulullah terima pada tahun kesebelas masa kerasulan), Rasulullah saw telah berhasil membangun tatanan masyarakat yang penuh dengan keadilan yang dilandasi dengan keimanan kepada Allah serta Hari Kemudian dan sekaligus memposisikan diri beliau saw sebagai sosok pemimpin yang berjaya disegala bidang.

Beliau saw adalah sebagai kepala rumah tangga yang disayangi serta dihormati oleh anak istri serta seluruh orang-orang yang berada di dalam rumah tangga beliau. Beliau saw adalah imam di dalam mesjid yang membuat para sahabat betah beribadah. Sebagai utusan Allah, maka beliau-lah yang selalu menjadi tokoh sentral di majlis pendidikan agama. Beliau saw ternyata berhasil pula menjadi kepala negara pemerintahan yang selalu bersikap jujur dan amanah tanpa perlu ada proses "fit and proper test". Dan beliau saw bahkan tidak pernah merasa takut berada di barisan depan dengan posisi sebagai panglima di medan pertempuran konvensional.

Agar supaya kita dapat memperbaiki kualitas atau membangun kualitas kehidupan kita berdasarkan tuntunan yang dibawa oleh Rasulullah saw, maka sudah saatnya kita memulai untuk merenungkan serta memahamkan diri kita terhadap tuntutan dari firman Allah berikut ini yang sering dibaca pada waktu peringatan kelahiran beliau saw, yang saat ini sedang marak dilaksanakan dimana-mana, di desa dan di kota, dan bahkan dijadikan acara rutin kenegaraan yang dilangsungkan tiap tahun.

Allah berfirman :


Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat
dan dia banyak menyebut Allah.
(QS.33:21)

Didalam ayat ini dengan jelas dan terang Allah berfirman bahwa orang-orang yang dapat menjadikan Rasulullah saw sebagai suri teladan yang baik adalah orang-orang yang berusaha untuk memiliki persyaratan-persyaratan berikut ini :
  • Mengharap rahmat Allah
  • Mengharap kedatangan hari kiamat (Orientasi kehidupannya lebih condong kepada melakukan persiapan-persiapan untuk kehidupan akhirat yang bersifat abadi. Bukan justru lebih konsentrasi kepada persiapan untuk kehidupan dunia yang sifatnya sementara saja dan relatif sangat singkat.)
  • Banyak menyebut Allah (bukan hanya di mesjid atau di majlis taklim saja,(lihat QS.3:190-191)
Syarat yang pertama diawali dengan perkara yang paling pokok dan sekaligus yang paling fundamental, yaitu keimanan, sebagaimana firman-Nya :


"Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS.2:218)
 
Sedangkan iman yang Allah kehendaki adalah iman yang didasari dengan tauhid yang shahih, yang tidak bercampur dengan kemusyrikan, sebagaimana firman-Nya (artinya) : 
"Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur-adukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik). Mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS.6:82)
 
Di dalam pandangan syariat Islam, maka merupakan perkara yang musykil terjadi jika seseorang ingin membangun kualitas kehidupannya namun tidak didasari dengan keimanan yang benar. Apa yang dilakukan orang tersebut sebenarnya adalah bukan merupakan keinginan, tetapi hanya sekedar angan-angan.
 
Oleh sebab itu, bagi orang-orang yang menyatakan diri beriman kepada Allah, kepada Rasul-Nya serta kepada apa yang beliau bawa, yaitu Al Qurán, maka sudah sangat jelas dan terang bahwa awal langkah dalam membangun kualitas kehidupan ini adalah berusaha untuk memiliki iman yang tidak bercampur dengan kemusyrikan yang ternyata merupakan awal hingga akhir serta sekaligus  merupakan inti dakwah seluruh nabi dan rasul, begitu pula dakwah Rasulullah saw.

Allah berfirman:
Dan Kami tidak mengutus seorang rasul sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Ilah(yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku". (QS. 21:25)
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):"Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thagut itu", ........(QS. 16:36)
 

Diriwayatkan dari Ibnu Umar ra, Rasulullah saw bersabda :
 
Ibnu ‘Umar radhiyallahu 'anhuma meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

Islam itu dibangun di atas lima dasar yaitu mempersaksikan bahwa tidak ada sesembahan yang benar melainkan Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji dan puasa pada bulan Ramadhan (Hadits ini diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim)

PONDASI BANGUNAN (umum)
 
Pengertian.
Pondasi bangunan adalah kontruksi yang terpenting sekaligus yang paling fundamental pada suatu bangunan. Karena pondasi berfungsi sebagai penahan seluruh beban (hidup dan mati) yang berada di atasnya dan gaya–gaya atau pengaruh atau "serangan" dari luar. Pada pondasi tidak boleh terjadi penurunan pondasi setempat ataupun penurunan pondasi merata melebihi dari batas – batas
tertentu,........jika tidak demikian, maka ............
 
Contoh:
 

Diantara kesimpulan yang harus benar-benar dipahami adalah :
  • Langkah awal dalam membangun kualitas kehidupan harus benar, karena akan memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap langkah-langkah berikutnya. Bahkan jika awal langkah salah, maka dapat mengakibatkan kebinasaan atau kehancuran yang tidak disadari (Lihat QS. 7:30, 18:103-104, 43:37, dll)

  • Harus ditimbulkan kesadaran kemudian kesungguhan untuk memiliki pondasi yang kuat, yaitu keimanan yang didasari dengan tauhid yang shahih (QS.6:82, Kitab Tauhid At Tamimi, bab.5 hadits Muadz bin Jabal ra ,dan bab.4 hadits Jabir ra,dll)


  • Dari waktu ke waktu akan selalu ada serangan dari luar, karena sebenarnya Iblis telah berikrar bahwa dia dan bala tentara syaitannya dari jenis jin dan manusia akan selalu menghalangi serta menyesatkan manusia
    dari jalan Allah yang lurus. (QS.7:16-17, 15:39, 6:112, dll)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar