Jumat, 18 Februari 2011

Panjang angan-angan

Sebenarnya materi awalnya adalah segeralah berbuat baik, tapi kok ya bisa nyambung dengan materi panjang angan-angan yang dibawakan Pak Aslam pas pengajian semalam

================================


Jabir r.a. berkata bahawa Rasulullah s.a.w. telah bersabda,  
"Sesungguhnya perkara yang aku amat bimbang menimpa umatku ialah menurut hawa nafsu dan angan-angan yang panjang, adapun menurutkan hawa nafsu itu akan menutup segala pintu kebenaran dan panjang angan-angan akan menyebabkan lupa pada akhirat, adapun dunia ini sedang bergerak pergi, sedangkan akhirat pula sedang bergerak datang dengan pantas, setiap keduanya iaitu dunia dan akhirat itu mempunyai anak-anak. Ketahuilah mereka yang menjadi anak-anak dunia, sesungguhnya dunia adalah tempat beramal atau melakukan segala kerja, manakala hari akhirat adalah hari perhitungan dan tiada amal." (HR al-Bukhari)

Awalnya saya mau bertanya, kenapa angan-angan tidak boleh, padahal banyak orang yang tercatat dalam sejarah berangkat dari mimpi atau cita-cita. Tapi setelah merenung ulang hadisnya, saya jadi urung bertanya karena disitu sudah jelas disebutkan kalau mimpi itu sampai membuat kita lupa akhirat, maka itulah yang disebut panjang angan-angan.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Masud, Rasulullah SAW suatu hari duduk-duduk santai bersama para sahabatnya. Rasulullah SAW  lalu menggambar empat persegi panjang di atas tanah. Dari tengah empat persegi panjang itu, kemudian ia menarik garis lurus yang menjulur keluar, lalu memberi garis-garis kecil menuju garis di tengah tersebut.

Para sahabat memperhatikan gambar itu penuh tanda tanya. Suasana menjadi hening. Begitu selesai, Rasulullah SAW lalu menjelaskan, ''Ini, titik yang berada di ujung garis di tengah, adalah manusia. Sedangkan keempat garis persegi panjang adalah ajal yang selalu mengitari kehidupannya di dunia ini.''

Setelah itu nabi melanjutkan, ''Sedang garis lurus yang menjulur keluar adalah angannya yang indah dan menyilaukan, sementara garis-garis kecil adalah kejadian-kejadian yang selalu ia akan hadapi sepanjang hidupnya (seperti sedih, gembira, panas, lapar, dingin, sakit, sukses, gagal, untung dan bangkrut). Bila ia lolos dari yang satu, maka akan ditimpa oleh yang lain. Bila lolos dari yang terakhir ini, maka ia akan ditimpa oleh yang lainnya lagi. Demikian seterusnya.'' 


Dengan hadis ini makin jelaslah buat saya apa itu panjang angan-angan. Saking indahnya angan-angan seseorang, sampai dia melewati bujur sangkar kematian. Mungkin maksudnya adalah sering kita berangan-angan tapi kita lupa kalau kematian itu ada mengelilingi kita. 


Kalau secara geometris, garis angan-angan sebaiknya selalu berada dalam bujur sangkar kematian. Tapi siapa yang bisa menebak datangnya kematian?. Untuk itu hal tentang angan-angan ini memang sepertinya harus diperpendek sependek mungkin. 

Malaikat Jibril pernah berpesan kepada Rasuulullooh Shollalloohu 'Alaihi Wasallam.:


جاء جبريل عليه السلام إلى النبي صلى الله عليه وسلم ، فقال : « يا محمد ، عش ما شئت فإنك ميت ، وأحبب من أحببت فإنك مفارقه ، واعمل ما شئت فإنك مجزي به »

"Wahai Muhammad, lakukanlah semaumu...namun ingatlah bahwa engkau pasti mati. Cintailah siapa yang engkau pilih untuk kau cintai, sesungguhnya engkau pasti akan berpisah dengannya. Dan lakukanlah semua yang kau inginkan, namun ingatlah bahwa nanti kau sendirilah yang mempertanggung jawabkannya." (Hr. Thabrani)


dalam hadis lain

عَنْ ابْنِ عُمَرْ رضي الله عَنْهُمَا قَالَ : أَخَذَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم بِمَنْكِبَيَّ فَقَالَ : كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيْلٍ . وَكاَنَ ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا يَقُوْلُ : إِذَا أَمْسَيْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الْمَسَاءَ، وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ، وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ .
[رواه البخاري]
Dari Ibnu Umar radhiallahuanhuma berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam memegang pundak kedua pundak saya seraya bersabda : Jadilah engkau di dunia seakan-akan orang asing atau pengembara “, Ibnu Umar berkata : Jika kamu berada di sore hari jangan tunggu pagi hari, dan jika kamu berada di pagi hari jangan tunggu sore hari, gunakanlah kesehatanmu untuk (persiapan saat) sakitmu dan kehidupanmu untuk kematianmu “(Riwayat Bukhori)

Bersegeralah (Jangan tunda-tunda) berbuat baik

Uraian diatas segera menyambung pikiran saya kepada draft tulisan yang sedang saya kerjakan paginya. Tulisan tentang segera untuk berbuat baik, yang referensinya dapat dilihat pada ayat dan hadis berikut ini.

وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِين


"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa" (QS Ali Imran; 3:133)
 Uqbah bin Harits RA pernah suatu hari bercerita: 
“Aku shalat Ashar di Madinah di belakang Rasulullah SAW, tiba-tiba selesai shalat Rasulullah segera keluar melangkahi barisan shaf para sahabat dan menuju kamar salah seorang istrinya. Para sahabat kaget melihat tergesa-gesanya Rasulullah. Lalu Rasulullah keluar, dan kaget ketika melihat para sahabatnya memandangnya penuh keheranan. Rasulullah SAW lalu bersabda, "Aku teringat ada sekeping emas dalam kamar, dan aku tidak suka kalau emas tersebut masih bersamaku. Maka aku segera perintahkan untuk dibagikan kepada yang berhak". (HR. Bukhari).

ada beberapa sebab yang membuat kita sering menunda perbuatan baik.
  • menuruti hawa nafsu dan panjang angan-angan seperti disebutkan di atas
  • sifat lemah dan malas. Dua hal ini termasuk dalam do'a Rasulullah agar berlindung dari padanya lihat disini
Sebagai penutup, baiknya kita renungkan ayat dan hadis berikut
الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَهُمْ لَهْوًا وَلَعِبًا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا ۚ فَالْيَوْمَ نَنسَاهُمْ كَمَا نَسُوا لِقَاءَ يَوْمِهِمْ هَـٰذَا وَمَا كَانُوا بِآيَاتِنَا يَجْحَدُونَ 

"(yaitu) orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan kehidupan dunia telah menipu mereka". Maka pada hari (kiamat) ini, Kami melupakan mereka sebagaimana mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini, dan (sebagaimana) mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami" (QS Al A'raf; 7:51)
Rasulullah SAW bersabda : "Tiada orang yang mati kecuali menyesal."
Kok bisa?


Bagi orang yang tidak baik, dia akan menyesal mengapa dulu waktu di dunia banyak mengerjakan kejelekan.

Sedang orang yang baik penyesalannya adalah mengapa tidak bisa menambah
kebaikan.

Wallahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar